Baiklah, mari ambil secangkir teh hangat dan beberapa biskuit!
Nak, hingga detik bunda menulis surat ini untukmu, ketahuilah bahwa ada banyak perubahan hidup yang kami hadapi. Covid-19 sangat mempengaruhi kehidupan kami sehari-hari.
Pertama, sebagai seorang pelajar yang waktu itu sedang mempersiapkan diri untuk melanjutkan study ke luar negeri, terpaksa bunda dan seluruh teman-teman harus pulang ke kampung halaman masing-masing sebelum situasi semakin memburuk atau wilayah dimana kami tinggal, melakukan lock down. Kalau sampai itu terjadi, kami takut tidak bisa bersama keluarga sedangkan tidak ada yang tahu kapan pandemi berakhir.
Teman-teman kelas IELTS
Nak yang membuat bunda mengelus dada, saat teman bunda anak kelautan mau pulang ke kampung halamannya Makasar, Sulawesi. Ia diminta tinggal dulu di hotel selama beberapa hari karena takut menjadi carrier untuk keluarganya. Sedangkan kami mengisolasi diri selama 14 hari di rumah.
Kedua, pandemi ini membuat orang-orang menjadi panik. Beberapa orang menimbun masker, sehingga membuat sangat jarang ditemukan ready stock. Jika pun ada, harganya sangat miring. Begitupula obat-obatan jenis vitamin atau untuk meningkatkan imun tubuh. Mau tidak mau, orang pasti akan membelinya meski dengan harga sangat tidak wajar. Tapi malah tim medis yang paling urgen pemakaian malah kena imbasnya juga tapi alhamdulillah, untuk membantu tim medis, mahasiswa di jurusan kedokteran UNAIR membuat masker dengan ide kreatifnya dan di distribusikan kepada pahlawan garda terdepan.
Ketiga, semua tempat ibadah harus tutup nak. Tak ada yang boleh melakukan kegiatan keagamaan di sana selain di rumah masing-masing.
Pelarangan ini sempat membuat beberapa orang mukmin memberontak
ketika ia mengetahui peraturan ini ternyata diterapkan saat ia hendak melakukan sholat dan yang bunda tidak suka, ia sampai hati mencaci maki yang bertugas.
Nak, ketahuilah, ibadah tidak selalu di atas sejadah. Kita tidak pernah tahu, amal mana yang akan Allah terima bukan? Meski itu berupa amal pertama yang akan dipertanyakan pertama kali kelak. Ini bukan berarti bunda menasehatimu untuk menggugurkan kewajiban ya tapi carilah solusi yang solutif dan tetaplah tidak kasar terhadap orang lain. Mengertilah, petugas hanya menjalankan perintah atasan dimana dari situlah penghasilan ia dapatkan.
Lalu bagaimana cerita ramadan ini akan berkisah? Saat biasanya per masjid di seluruh kota terpancar lantunan kalamullah sepanjang waktu melakukan tadarus mulai anak-anak, dewasa dan lansia yang masih memiliki suara cukup jelas untuk mengaji alquran dan melakukan kegiatan mulia lainnya seperti ajian kitab, pesantren kilat, pengumpulan zakat, dan kegiatan sosial lainnya.
Entahlah kali ini akan benar-benar berbeda.
Keempat, perekonomian menjadi sangat lesu. Banyak karyawan di PHK termasuk dua saudara perempuan bunda yang bekerja di Bali juga memberhentikan pekerjanya karena penghasilan tidak cukup untuk menggaji mereka. Pulau dewata yang biasa ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun manca negara menjadi sangat sepi. Roda perekonomian seperti restoran, hotel, spa dan lainnya sangat redup.
Waroeng stick Jimbaran bali masih rame sebelum covid-19
Akibatnya, angka aksi kriminal di kota meningkat sebab kebutuhan harian terus menuntut tanpa ampun sedangkan pemasukan tidak ada.
Nak, berjanjilah ke bunda untuk tidak menjadi karyawan seumur hidup. Jadilah orang independen yang memiliki cita-cita kaya raya dan niatkan sepenuhnya di peruntukkan untuk jalan kemanusiaan dan jihad fi sabilillah. Tirulah kehidupan rasul sang suri teladan dunia yang hidup sederhana mengecilkan nafsu dan membesarkan ilmu pengetahuan. Buat apa kaya raya jika hanya memuaskan pribadi dengan duniawi? Kelak semua yang dimiliki akan dipertanyakan. Semakin kaya semakin panjang urusan persidangan dengan Allah semakin lama juga bermanja dengan fasilitas mewah bin lengkap paling kekal dan nyaman yang sudah Allah janjikan.
Akankah virus corona ini tetap bertahan hingga lebaran? Wallahu a’lam. Inilah kali pertama dalam 24 tahun bunda hidup merasakan suasana sangat berbeda. Semoga Allah segera panggil kembali mahluk ini. Insya Allah, sudah banyak pelajaran berharga yang kami petik agar menjadi manusia yang lebih baik lagi.
27 Komentar
Inspiratif sekali bu, memang banyak sekali hikmah yang bisa diambil dari pandemi ini. Semakin meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT. Semoga semua diberi kesehatan selalu Aamiin
BalasHapusaaminn ya rabbal aalaminn. terima kasih mas.
Hapusaaminn ya rabbal aalaminn. terima kasih mas.
HapusRasanya memang sudah engga betah, tapi tetap harus bekerja sama. Nggak boleh memaksakan ego sendiri dan keras kepala. Semoga pandemi ini segera reda dan dapat beraktifitas seperti sedia kala.
BalasHapuskadang ketika suasana genting jadi tahu bagaimana karakter seseorang aslinya lhooo hehe
Hapuskadang ketika suasana genting jadi tahu bagaimana karakter seseorang aslinya lhooo hehe
HapusAamiin. Aku juga udah engap banget di rumah udah 3 bulanan. Mudah-mudahan segera selesai total.
BalasHapusBelum baca Part 1, tapi ini sepertinya ditujukan untuk anak di masa depan ya, Mbak. Ya, kondisi ini memang nggak akan pernah kita lupa. Banyak kesulitan yang kita alami, banyak pula hikmah yang kita petik. Ada banyak rencana yang harus buyar, ada banyak kegiatan baru yang sebelum tak pernah direncanakan. Tentu bisa menjadi cerita untuk anak cucu kita nanti.
BalasHapusbenar sekali kak hehe
HapusMemang banyak perubahan yang terjadi sejak datangnya virus ini. Berusaha untuk tetap bertahan dengan di rumah saja, padahal mah bosan dan harapan semuanya sama. Pandemi ini segera berlalu. Aamiin.
BalasHapusSemoga setelah pandemi ini lebih baik, semua yang tertunda dan belum terselesaikan bisa berlaku serta berlanjut kembali. Banyak dampaknya dan ada plus serta minusnya. Semoga kakak sekeluarga tetap sehat dan berkah rezekinya, aamiin
BalasHapusSuamiku juga pas mau berangkat kerja, dapet protokol karantina di hotel 10 hari di Jakarta. Ya Allah semoga pandemi segera berlalu dan kita sehat selalu.
BalasHapusPandemi ini mengajarkan kita untuk lebih memaknai hidup. Yang semulanya sibuk dengan urusan masing-masing, saat pandemi ini kita dipertemuan untuk saling koreksi diri.
BalasHapusDaaaaan hari ini papa mertua saya di Bekasi sudah mulai berangkat shalat jumat. Sudah dibuka masjid-masjidnya. Sebetulnya saya dag dig dug, tapi yaaaa namanya juga orang tua, masak mau dilawan. Semoga kita semua senantiasa dalam keadaan sehat dan dalam lindungan-Nya ya mba.
BalasHapusPandemi emang banyak dampaknya. Terutama dr sisi ekonomi yaa.. pernah denger ada yg ngomong kita harus punya 2 sumber penghasilan. Salah 1 nya harus dagang. Di masa pandemi gini emang dr niaga lah pendapatan didapat untuk menopang keluarga
BalasHapusKak Ovi keren banget ih udah nyiapin tulisan ini buat anak nanti. Ahh, harusnya kujuga bercerita. Tentang situasi langka tapi nyata saat ini 😭
BalasHapusHehehe dari kebingungan nulis BPN selama ramadahan dapat tercerahkan dengn cara begini😁
HapusPandemi mengajarkan banyak hal. Kesombong saat aman dulu, sabar saat skrg, lebih irit dan lebih peduli huhu
BalasHapusMantul kakak😊
HapusTetap bersabar dan bersyukur, itu kunci yg saya pakai. Bersabar dengan kondisi yg mungkin tidak sesuai dengan yg kita inginkan. Bersyukur masih bisa bertahan hidup, masih bisa beribadah, dll. Meskipun kondisi dan suasana yg berbeda
BalasHapusBanyak pelajaran ya kak dari pandemi ini semoga kita semua senantiasa dapat perlindungan dari NYA Amin YRA
BalasHapusEfek dari covid-19 bagi kehidupan manusia saat ini sangat berpengaruh besar. Sempitnya lapangan pekerjaan menjadi salah satu dampak buruk bagi kehidupan.
BalasHapusAngka aksi kriminal meningkat karena kebutuhan harian terus menuntut tanpa ampun sedangkan lapangan pekerjaan tidak ada.
Semoga saja pandemi ini segera berlalu, dan kita dapat menjalani kehidupan normal lagi
Dan pada akhirnya kita diharuskan hidup berdampingan dengan covid-19 ini. Semoga kita semua diberi kesehatan selalu.
BalasHapusmasih bertahan sampai sekarang mba, udah lewat lebaran hehe. semoga kita bisa lebih sabar ya mengenai hal ini mba. semoga juga bisa segera berakhir. Aamiin.
BalasHapusSudah tiga bulan lebih kita semua terdampak covid ya mbak. Rasanya hampir semua orang terdampak, Saya pun demikian. Tinggal bagaimana kita menyikapinya dan berusaha ikhlas ya.
BalasHapusPositifnya kami tambah berfikir banyak peluang, apa yang bisa dilakukan untuk tetap tercukupi di masa pandemi. apalagi kami pasangan hororer. eh, honorer. Btw terimakasih mbak sudah berbagi.
BalasHapusNyatanya, tak ada yang benar-benar tahu kapan virus ini akan menghilang dan pandemi berakhir. Yang bisa kita lakukan saat ini hanyalah mengikuti protokol kesehatan dan berdoa agar Allah angkat pandemi ini sehingga dunia bisa normal kembali
BalasHapusHai, thank you for visiting my home and leave a friendly comment. Hopefully, you enjoy and take the rewarding of every post.